Mobil pembawa uang di rampok di area parkir Bank BCA KCP Mumbul, di Jalan Bypass Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, Bali. Tak tagung-tanggung uang Rp 1,8 miliar raib digasak oleh para perampok yang belum diketahui.
Dari data yang dihimpun, peristiwa tersebut terjadi saat kendaraan jasa pembawa uang dari PT. Andalan jenis Gran Max warna silver pada Kamis (26/4) sekitar pukul 00:00 Wita.
Saat itu, mobil berangkat dari Jalan Tukad Citarum Renon, Denpasar sekitar pukul 20:15 Wita menuju Bank Mandiri Plaza di Jalan Hayam Wuruk. Selanjutnya, menuju ATM BCA di Sidakarya Denpasar, dan kemudian menuju ATM BCA Mumbul Nusa Dua.
Saat akan melakukan pengisian di ATM BCA Mumbul Nusa Dua, tiba-tiba datang tiga orang dengan menggunakan dua mobil Innova dan Avanza hitam dan melakukan kekerasan dan menyemprotkan cairan terhadap sopir, satpam dan staf PT Andalan. Kemudian, komplotan tersebut memecah kaca mobil dengan palu besar lalu membawa kabur uang.
Kapolresta Denpasar, Kombes Pol Hadi Purnomo mengatakan, langsung meninjau lokasi dan bertemu pihak Bank BCA Mumbul Nusa Dua. Dia mengatakan, saat ini ada 3 korban yang sedang dilakukan pemeriksaan atas kejadian tersebut.
Selain itu, dia sangat kecewa pada pihak bank karena tidak meminta pengawalan pada pihak Kepolisian, karena hal tersebut sangat membahayakan membawa uang begitu besar.
"Selain itu, saya akan melakukan pendalaman kenapa melakukan pengisian pada malam hari? Bisa kan pagi atau siang hari atau sore hari kan bisa. Kita akan cek lagi nanti," ucapnya, Kamis (26/4).
Hadi menyampaikan, untuk kerugian dari keterangan saksi sekitar Rp 1,8 miliar. Tapi akan di cek lagi karena dari pihak BCA dan PT Andalan ini berbeda.
"Jadi PT Andalan ini tugasnya untuk mengirim uang dari Bank-bank mana saja, atau dari tempat ke tempat yang lain. Untuk uang yang diambil itu bukan hanya uang Bank BCA saja," jelasnya.
Untuk dugaan bahwa pelaku membawa senjata api (Senpi). Hadi menegaskan, itu tidak ada, dan itu dilakukan oleh orang yang tidak bertanggungjawab.
"Itu provokator yang kemudian direkam di dalam Medsos. Kemudian, sampai diekspos dan kepercayaannya belum 100 persen. Jadi tidak ada senjata, nanti kita dalami atau cek saksi dan kemudian kita merekonstruksi," tutupnya.
No comments:
Post a Comment